Gol semata wayang Arema dalam pertandingan tandang meladeni Sriwijaya FC, Rabu (26/1) yang berkesudahan 1-1 terbukti menjadi titik balik permainan Arema. Claudio Alves dkk memang me-marking ketat Noh Alam Shah. Tapi mereka lupa Arema punya Sunarto. Dan Kurnia Meiga tentu saja.
Tertekan di sepanjang babak pertama, Arema sudah ketinggalan terlebih dahulu di menit 11, lewat sontekan wing-back Sriwijaya FC, Supardi. Sampai turun minum, praktis anak-anak Ongis Nade lebih banyak bertahan.
Babak kedua baru berjalan 2 menit, Sunarto yang dimasukkan Miroslav Janu sejak awal babak ke-2 merubah peruntungan timnya. Kerjasama Zulkifli dan Musafri diselesaikan dengan dingin oleh Singa muda tersebut. Seakan Sunarto kembali mengingatkan publik sepakbola, jika ia adalah ‘bom waktu’ yang siap meledak di usianya yang masih belia.
Kontan, setelah striker berusia 20 tahun itu bikin gol, momentum pertandingan dikendalikan Arema. Tercatat ada 2 peluang emas lainnya, termasuk chip-shot Ahmad Amiruddin yang masih tipis menghujam ke samping gawang yang sudah ditinggalkan Ferry Rotinsulu.
Meski berakhir imbang, namun gol Sunarto adalah vital adanya bagi skuad Arema secara keseluruhan. Mental-lifting dan otomatis membuat kacau pertahanan Sriwijaya yang terpaku pada duo Musafri-Noh Alam Shah.
Sementara, kesigapan Kurnia Meiga Hermansyah di saat membendung tendangan penalti Budi Sudarsono beberapa menit sebelum laga berakhir juga tak kalah penting. Meiga untuk ke sekian kalinya menjadi kartu truf bagi Arema.
Pembuktian 2 Rising Star
Sebagai striker, nama Sunarto sebenarnya telah mengharumkan Arema sejak 4 tahun silam. Ia sukses menjadi salah satu punggawa Arema U-18 yang memenangi Piala Soeratin Liga Remaja Nasional 2007.
Penantiannya untuk masuk tim senior Arema akhirnya terjawab di musim lalu. Adalah Robert Alberts yang memberinya kesempatan promosi ke tim utama. Cukup berkesan di hati Aremania.
“Senang sekali mas bisa mencetak gol. Ini adalah gol pertama saya di pertandingan debut untuk tim senior. Gol ini untuk Aremania dan Aremanita yang terus mendukung Arema,” ujar Sunarto kepada Ongisnade saat itu.
Arsitek Arema musim 2009/2010, Robert Alberts pun mengakui jika Sunarto adalah salah satu aset berharga bagi timnya. Bersama Ongisnade di Regents Park Hotel saat itu, Robert menguak nama-nama pemain muda yang siap bersinar bagi Arema.
“Memang banyak pemain muda berbakat di sini, namun Anda juga tidak bisa menyebut mereka pasti akan menjadi pemain bintang suatu saat nanti. Ini tergantung kepada individu masing-masing. Paling tidak ada empat pemain muda yang siap untuk menjadi sebuah breaktrough untuk tim senior, mereka adalah Firmansyah, Aji (Saka) di posisi keeper, Faris Bagus, dan Sunarto. Di dalam skuad senior saya punya Dendi Santoso dan Kurnia Meiga.”
Masih terlalu dini untuk menyebut prediksi Robert menjadi kenyataan. Namun, perlahan tapi pasti Sunarto mulai bersinar musim ini. Anda tentu masih ingat penampilannya yang dominan saat Arema berhasil membekuk tamunya, Deltras Sidoarjo 3-1 dalam laga uji coba yang digelar di Stadion Gajayana, Rabu (1/12) sore.
Striker bernomor punggung 15 tersebut mencetak 2 dari total 4 gol yang tercipta di laga yang berlangsung di bawah guyuran hujan itu. Pertama saat ia menyambar assist Esteban Guillen di menit 25 dan berikutnya memanfaatkan crossing terarah Roman Chmelo dengan penyelesaian stylish.
Dan pelatih keras nan kaku seperti Miro pun akhirnya di depan awak pers jika Sunarto adalah salah satu pemain muda yang berpotensi. ”Dua gol Sunarto bagus, pemain muda memang punya potensi bagus. Banyak potensi bagus yang saya lihat di pertandingan ini.”
Kini peluang Sunarto pun nampaknya kian terbuka untuk bisa sering unjuk kebolehan. Pasca dipanggilnya Dendi Santoso dan Yongki Aribowo ke timnas pra olimpiade, serta ancaman cedera TA Musafri, praktis Miro tak punya banyak pilihan untuk mengisi lini depan.
Berikutnya, kapasitas seorang Kurnia Meiga rasa-rasanya tak perlu banyak diperdebatkan lagi. Simak pendapat Robert Alberts musim lalu, mengomentari kiper yang dijadikannya suksesor untuk Markus Haris Maulana yang saat itu mendadak hengkang dari Arema.
Khusus untuk Meiga, saya menganggap dia adalah one of the best talent di kawasan Asia Tenggara. Dia dengan kongkrit menunjukkan kepada saya dan kita semua bahwa dia adalah sosok pemain yang berkualitas. Saat Markus sudah tak ada lagi di tim, Meiga justru kian matang pertandingan ke pertandingan dengan cepat meski tak mudah juga bagi dia untuk berada di posisi tersebut. Coba bayangkan, kami memiliki rekor pertahanan terbaik.
“Dia (Meiga) sungguh fantastis dan terus menunjukkan kapasitas untuk menjadi penjaga gawang nomor satu di tim nasional Indonesia. Contoh yang paling baru saat dia menjadi man of the match saat Arema dijamu Persiwa, tak ada tim yang pernah menang di Papua dan dia mampu mengatasi tekanan itu secara sempurna.”
Dan kini, Robert mungkin akan tersenyum saat mengetahui jika mantan anak didiknya mulai menapak ke timnas merah-putih melalui skuad cadangan di AFF Cup 2010 dan dipanggil lagi untuk timnas pra olimpiade baru-baru ini. Apapun itu, Aremania-lah yang memiliki senyum paling lebar saat singa-singa muda Arema mulai menunjukkan benderang sinarnya.
1 comments:
franky coment bloogq
http://java-hizaguruma.blogspot.com/
http://java-haraigoshi.blogspot.com/
http://java-uchimata.blogspot.com/
Post a Comment
Jangan Lupa Komentarnya: